Proses Produksi Gula Tebu
PENGOLAHAN GULA MULAI TANAMAN TEBU SAMPAI MEMPEROLEH HASIL GULA
Pengolahan Tebu
Pendahuluan
Gula Kristal maupunn gula merah berasal dari tanaman tebu yang
dikenal dengan bahasa latin Saccharum
officinarum. Tanaman tebu dapat tumbuh hingga tinggi batang 3 meter pada
lahan kebun atau sawah yang mendukung unsur hara atau kesuburan tanaman tebu
tersebut. Ciri tanaman tebu yang sudah dewasa dan siap di panen adalah hampir
seluruh daun-daunnya mengering, namun masih mempunyai beberapa daun hijau.
Kondisi pergulaan Indonesia saat ini mengalami penurunan secara
signifikan mulai dari hulu sampai hilir. Lahan tebu semakin sedikit, sehingga
pasokan tebu ke pabrik gula semakin sedikit, padahal kapasitas pabrik harus
semakin di tingkatkan agar produktifitas tinggi danpabrik memperoleh profit.
Karena pasokan tebu berkurang, diikuti dengan produktivitas pabrik gula yang
semakin menurun sehingga secara kapasitas gula semakin sedikit
produktifitasnya.
Perubahan kebijakan dalam penanganan gula nasional (hulu ke hilir)
seiring dengan penerapan perdagangan bebas, mengakibatkan hal-hal berikut :
1.
Mengancam kelangsungan industri gula nasional
2.
Menimbulkan kerugian besar bagi produsen dan konsumen
gula dalam negeri
3.
Stabilisasi pasar gula domestik sukar dilakukan &
menjadi sangat mahal, daya beli masyarakat semakin menurun karena permintaan
besar, produsen semakin kecil.
Proses Panen Tanaman
Tebu
Pemanenan tebu biasanya dilakukan baik secara manual dengan tangan
(jarang dengan mesin) menggunakan tenaga manusia sebagai tukang tebang.
Pemotongan tebu secara manual dengan tangan merupakan pekerjaan kasar yang
sangat berat tetapi dapat mempekerjakan banyak orang, sementara ketersediaan
SDM tukang tebang semakin menurun karena rendahnya upah tebang, SDM memilih
jenis pekerjaan lainnya.
.Tebu dipotong di bagian atas permukaan tanah (atas akar), dedauan
hijau di bagian atas dihilangkan dan batang-batang tersebut diikat menjadi
satu. Potongan-potongan batang tebu yang telah diikat tersebut kemudian dibawa
dari areal perkebunan dengan menggunakan pengangkut-pengangkut kecil dan
kemudian dapat diangkut lebih lanjut dengan kendaraan truck menuju ke pabrik penggilingan.
Tebu (Pabrik Gula)
Ekstraksi Nira dari
Batang Tebu
Tahap
pertama pengolahan adalah ekstraksi jus atau nira tebu. Pada umumnya pabrik
gula terutama yang modern, batang tebu dihancurkan dalam sebuah serial
penggiling putar yang berukuran besar (mesin giling tebu/roll mill). Cairan
tebu manis (nira) dikeluarkan dan serat tebu (ampas) dipisahkan, untuk
selanjutnya ampas (baggase) digunakan sebagai bahan bakar mesin pemanas air (boiler).
Nira yang dihasilkan masih berupa cairan yang kotor (masih tercapur sisa-sisa
tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit
tanaman)
Gambar
1. Ekstraksi nira tebu melalui penggilingan
Nira
hasil ekstraksi/hasil giling mengandung sekitar 12%-15% gula dan serat residu (dinamakan bagasse) mengandung
1%-2% gula, sekitar 50% air serta pasir dan batu-batu kecil dari lahan yang
terhitung sebagai abu. Sebuah tebu bisa mengandung 12 hingga 14% serat dimana
untuk setiap 50% air mengandung sekitar 25 hingga 30 ton bagasse untuk tiap 100
ton tebu atau 10 ton gula.
Pemurnian dengan kapur (Liming)
Proses pengendapan atau dikenal dengan
pemurnin menggunakan kapur tohor. Untuk menghasilkan nira yang jernih maka pabrik
melakukan proses pemurnian yaitu membersihkan/memisahkan nira dan kotoran
menggunakan kapur (slaked lime) yang akan mengendapkan sebanyak mungkin
kotoran untuk kemudian kotoran ini dapat dikirim kembali ke lahan dikenal
dengan blotong. Proses pemberian kapur ini dinamakan liming.
Nira hasil ekstraksi dipanaskan dengan alat
yang dinamakan juice heater secara seri pada suhu 70-850C sebelum
dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan.
Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke
dalam nira dengan perbandingan yang diinginkan. Proses ini dilakukan dalam
tangkir defekator, dengan monitoring pH yang ingin di capai 7,2-7,8. Nira yang
sudah mencapai standar pH ini kemudian dialirkan ke dalam tangki pengendap
gravitasi yaitu sebuah tangki penjernih (clarifier). Proses mengirimkan
ke clarifier melalui juice heater ke dua dengan suhu 100-1050C. Nira
mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah
sehingga padatan dapat mengendap dan nira yang dihasilkan adalah jernih.
Kotoran berupa lumpur
dari clarifier yang masih mengandung sejumlah gula ditampung
dalam tangki lumpur (sludge tank). Endapan tersbut di pompa ke filter press
untuk memisahkan nira dan lumpur sehingga nira residu diekstraksi dan lumpur
tersebut (blotong) dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa
cairan nira jernih, kemudian dikembalikan ke proses.
Proses Evaporasi
(Penguapan)
Proses
untuk mengurangi kandungan air dalam nira jernih untuk memperoleh hasil nira
kental dengan %brix >60 dengan 0Be >30. Setelah mengalami
proses liming, nira dikentalkan menjadi sirup dengan cara
menguapkan air menggunakan uap panas dalam suatu proses yang dinamakan
evaporasi.
Nira jernih mengandung 15% gula, namun masih
terdapat cairan (liquor) gula jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam
proses kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga 80%. Evaporasi dalam ”evaporator
majemuk” (multiple effect evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan
cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan
(saturasi).
Proses Kristalisasi
Merupakan
proses pembentukkan kristal dari hasil proses evaporator. Pada tahap akhir
pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam vacumm pan untuk dididihkan dengan
tekanan 62-64 cmHg. Target %brix yang diinginkan 85. Di dalam vacuum pan ini
sejumlah air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai.
Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam
sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan
induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk
memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan
menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan
dengan udara panas sebelum disimpan. Larutan induk hasil pemisahan dengan
sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya kristalisasi
diulang beberapa kali.
Sebagai tambahan, karena gula dalam nira tidak
dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct)
yang manis molases. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan
ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol.
Demikian uraian singkat kami, ini berdasarkan pengalaman kami selama mengikuti proses produksi gula, terutama gula merah yang kami geluti. Terimakasih
Komentar
Posting Komentar