Pengetahuan Tentang GULA
GULA
Kristal Gula yang sudah dimurnikan.
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
energi. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal sukrosa padat. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula sebagai komoditi. Gula
sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat
sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain,
seperti umbi dahlia, anggur, atau bulir jagung, juga menghasilkan semacam pemanis
namun bukan tersusun dari sukrosa sebagai komponen utama.
Sejarah singkat pergulaan di Indonesia
Sumber
gula di Indonesia sejak masa lampau adalah cairan bunga (nira) kelapa atau enau, serta cairan batang tebu.
Tebu
adalah tumbuhan asli dari Nusantara, terutama di bagian timur. Ketika
orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu monokultur mulai
dibuka oleh tuan-tuan tanah pada abad ke-17, pertama di sekitar
Batavia, lalu berkembang ke arah
timur.Puncak kegemilangan perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an,
dengan 179 pabrik pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun.
Penurunan harga gula akibat krisis ekonomi merontokkan industri ini dan pada
akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik dengan produksi 500 ribu ton gula per
tahun. Situasi agak pulih menjelang Perang Pasifik, dengan 93 pabrik dan prduksi 1,5
juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik aktif. Tahun
1950-an menyaksikan aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto.
Pada tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat
meregulasi industri ini. Sejak 1967 hingga sekarang Indonesia kembali menjadi
importir gula.Macetnya riset pergulaan, pabrik-pabrik gula di Jawa yang
ketinggalan teknologi, tingginya tingkat konsumsi (termasuk untuk industri minuman ringan), serta kurangnya investor untuk pembukaan lahan tebu di
luar Jawa menjadi penyebab sulitnya swasembada gula.Pada tahun 2002 dicanangkan
target Swasembada Gula 2007. Untuk mendukungnya dibentuk Dewan Gula Indonesia
pada tahun 2003 (berdasarkan Kepres RI no. 63/2003 tentang Dewan Gula
Indonesia). Target ini kemudian diundur terus-menerus.
Macam-macam gula
Gula merah. Gula merah adalah jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari
bunga pohon keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan dalam
bentuk cetakan batangan silinder, cetakan setengah bola dan bubuk curah disebut
sebagai gula semut
Gula tebu. Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal
curah. Pertama tama bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan
dan disaring, cairan yang terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan
(biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk menghilangkan
ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan
sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan
didinginkan dan dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula
yang dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses
kristalisasi.
Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui
tahap kristalisasi.
Gula kotak/blok adalah gula kristal lembut yang dipres
dalam bentuk dadu.
Gula mentah (raw sugar) adalah gula kristal yang
dibuat tanpa melalui proses pemutihan dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan
karena masih mengandung molase.
Gula bit. Setelah dicuci, bit kemudian di potong potong dan gulanya
kemudian di ekstraksi dengan air panas pada sebuah diffuse. Pemurnian
kemudian ditangani dengan menambahkan larutan kalsium oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang
terbentuk lalu dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30%
saja. Gula kemudian diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula
pertama tama dipisahkan dengan mesin sentrifugal. Sentrifugasi dilakukan untuk
memisahkan kristal gula dengan molasses. Upaya agar sentrifugasi berlangsung
secara optimal adalah dengan pengaturan kecepatan putaran. Kecepatan putaran
sangat mempengaruhi kekuatan mesin tersebut dalam melepaskan lapisan molasses
dari kristal gula. Kecepatan putaran sentrifugasi dan cairan yang tersisa
digunakan untuk tambahan pada proses kristalisasi selanjutnya. Ampas yang
tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya) digunakan untuk
makanan ternak dan dengan itu terbentuklah gula
putih yang kemudian disaring ke dalam tingkat kualitas tertentu untuk kemudian
dijual.
Komentar
Posting Komentar