My Laboratorium
Laboratoriumku……….
Pengawasan mutu (Quality Control) adalah tugas yang harus
diterapkan pada semua perusahaan barang, terutama makanan dan minuman. Demikian
juga Proses produksi GUMER wajib melakukan pengawasan mutu (QC). Unit QC
melakukan serangkaian kegiatan analisis baik bahan baku maupun bahan dalam
proses selama produksi. Tujuan nya mengontrol jalannya proses pengolahan gumer
dapa menghasilkan produk yang terbaik, dapat mengukur kehilangan/losses dalam
pabrik.
Laborat sebagai petugas analisis dilaboratorium bertugas
memeriksa kandungan sukrosa (pol) bahan baku tebu dan dilakukan secara terus proses pengolahan
nira tebu sampai diperoleh hasil produk akhir gumer. Petugas Lab harus mampu
mengikuti perjalanan sucrose dan mengamati losses agar segera diambil tindakan.
Laborat juga harus mampu mengolah data pabrik, melaporkan jumlah bahan baku,
hasil analisis bahan baku, produk dan hasil samping (molasses apabila ada).
HAsil pengolahan data dipakai sebagai control pabrik gumer dan untuk analisis
secara ekonomis. Laborat harus mengenal secara detail semua metode,
permasalahan, tingkat kesulitan dalam proses, juga bertaggungjawab terhadap
sampel analisa, metode analisa dan peralatan analisa.
Fungsi lab QC pabrik berperan besar terhadap keberhasilan
proses pengolahan gumer, sehingga perlu standar kompetensi teliti, terampil,
cekatan dan jujur
My scope………in laboratorium
Lingkup pekerjaan laborat atau analisa
laboratorium QC untuk memotret seluruh kegiatan pabrik / pengolahan gumer,
hal-hal yang harus dilakukan adalah :
1. Analisis mutu nahan baku tebu terutama kadar brix.
Analisa BRIX, istilah ini terdapat dalam analisa gula.
Tebu yang bersih mengandung air
(73 – 76 %), zat padat terlarut (10 – 16 %) dan sabut (11 – 16 %).
Setelah tebu dicacah dan diperah
pada mesin penggilingan, maka akan menghasilkan nira dan ampas. Nira tebu pada dasarnya terdiri
dari dua zat, yaitu zat padat terlarut dan air. Zat padat yang terlarut ini terdiri dari dua zat lagi yaitu gula
dan bukan gula.
Zat
padat terlatut atau yang biasa disebut dengan BRIX mengandung gula, pati, garam-garam dan zat organik. Bagus atau
tidaknya kualitas nira tergantung dari banyaknya
jumlah gula yang terkandung dalam nira tersebut. Untuk mengetahui banyaknya gula yang terkandung dalam gula
umumnya dilakukan dengan analisa BRIX
dan POL. Kadar POL menunjukkan resultante dari gula (sukrosa dan gula reduksi) yang terkandung dalam nira.
DERAJAT BRIX. Brix adalah jumlah zat padat semu
yang larut (dalam gr) dalam setiap 100
gram larutan. Jadi jika nira memiliki kadar BRIX = 16, berarti dalam 100 gram nira, 16 gram merupakan zat padat
terlarut dan 84 gram adalah air. Untuk
mengetahui seberapa banyak zat padat yang terlarut dalam larutan (brix) maka diperlukan suatu alat ukur. Pengukuran BRIX dengan
Piknometer, sebuah
alat yang digunakan untuk menentukan berat jenis benda. Alat ini terbuat dari bahan gelas yang memiliki
bentuk menyerupai botol kecil, dan dilengkapi
dengan tutup dengan lubang kapiler. Alat ini memiliki volume tertentu dan dibuat sedemikian rupa
sehingga dalam t0 yang sama akan didapatkan volume yang sama.
Dengan
menggunakan piknometer yang berisi air selanjutnya piknometer diisi larutan gula, dan setelah dicocokan dengan
temperature maka dapat dihitung berat
jenis dari larutan tersebut. Dari tabel berat jenis brix maka akan kita
dapatkan brix yang belum dikoreksi.
Kemudian dengan melihat tabel koreksi temperature maka dapat kita hitung nilai brix terkoreksinya.
Pengukuran brix
dengan Indeks Bias suatu larutan gula atau nira
memiliki kaitan yang sangat erat dengan kadar BRIX. Jadi kesimpulanya
jika indeks bias nira bisa diukur,
maka brix nira dapat kita ketahui berdasarkan indeks bias tersebut. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar BRIX dengan
indeks bias disebut dengan Refraktometer Brix. Dengan menggunakan alat ini sampel
nira yang dibutuhkan sangat sedikit
dan alatnya juga tidak mudah rusak untuk pemakaian jangka panjang.
2. Analisa DERAJAT POL
Derajat pol atau yang biasa disebut dengan kadar pol adalah jumlah gula (dalam gram) yang terkandung dalam setiap
100 gram larutan yang yang didapat dari pengukuran
dengan menggunakan Polarimeter secara
langsung. Jadi dapat disimpulkan
jika kadar pol nira = 15, artinya dalam 100 gram larutan nira terkandung gula 15 gram. Selebihnya 85 gram
adalah air dan zat terlarut bukan gula.
Sebenarnya
pengertian derajat pol dalam hal ini kurang tepat jika yang dimaksud gula adalah Saccharosa. Karena pada
pengukuran derajat pol ada pengaruh dari senyawa
gula lain selain saccharosa yang menyebabkan perbedaan pengukuran. Jadi kesimpulanya pol tidak sama dengan saccharosa.
3. Analisa
mutu bahan alur proses yaitu NPP, NPL, Nira gilingan akhir, Nira Mentah, Nira
Kental, Sirup/strop, tetes (Bila ada), nira tapis, blotong (cake), ampas dan
gumer
4. Analisis
mutu bahan pembantu proses pengolahan
5. Analisis
mutu air pengisi ketel, air ketel, kondensat dan pure kondensat
6. Analisis
hasil pengolahan limbah.
Agar proses analisa bisa benar dan akurat,
maka harus memperhatikan :
a. Sample
yang benar, sesuai dan representative
b. Peralatan
yang digunakan bersih dan cukup
c. Metode
analisa yang benar sesuai dengan standar lab
d. Bahan
/ reagen pereaksi
e. Laboran
yang trampil
Komentar
Posting Komentar