Quality Control proses produksi gumer

Quality Control Proses Produksi Nira menjadi Gula Merah

 

Pengawasan mutu dilakukan sejak bahan baku di kebun.

Produksi gula yang sesungguhnya adalah di kebun sejak tanaman tebu ditanam hingga proses perawatannya. Di pabrik hanya mengambil nira sebanyak mungkin untuk diuapkan sehingga yang diperoleh produk gula merah.

 

Pengawasan Mutu Bahan Baku

Analisa tebu di kebun bertujuan untuk menentukan kapan tebu siap ditebang, yang dilihar dari factor tebu, factor koefisien daya tahan (KDT) dan factor koefisien peningkatan.

Dengan alat refraktometer dapat memeriksa kadar brix di kebun dengan cara mengambil nira pada posisi batang tebu atas, tengah dan bawah. Juga mengamati jumlah ruas, jumlah batang tebu dalam satu rumpun dan kondisi secara menyeluruh mutu batang tebu seperti tidak roboh, tidak tumbuh tunas dan bunga.  

 

Pengawasan Mutu Proses Penggilingan

Pengawasan mutu pada proses penggilingan bertujuan untuk mendapatkan nira tebu sebanyak-banyaknya dan mengusahakan agar gula yang tersisa dalam ampas dapat ditekan sekecil mungkin.

1.   Penentuan harga % Brix, dengan cara sampel nira di analisa menggunakan digital brix atau bisa juga menggunakan brix weighner. Standar %Brix untuk gumer minimal 17, pada NPP (Perasan gilingan 1), untuk nira gilingan II : %bx minim 9, nira gilingan III :minim 4 dan nira gilingan IV : minim 2   

2.   Penentuan harga % Pol, sampel nira dianalisa dengan polarimeter. Hasil pengamatan polarimeter dilanjutkan dengan perhitungan untuk memperoleh angka %pol. Angka %pol yang standar pada nira gilingan I minimal 14, nira gilingan II minimal 8, nira gilingan III minimal 5 dan nira gilingan IV minimal 2.

3.   Penentuan harga HK (Harkat Kemurnian), HK nira yang dilakukan dengan mengetahui nira brix dan nira pol. HK diperoleh dari persen pol dibagi dengan persen brix terkoreksi. Semakin tinggi HK maka kualitas nira semakin baik. Standar HK pada nira gilingan I minim 82, nira gilingan II minim 77, HK nira gilingan III minim 70 dan HK nira gilingan IV minim 66.

4.   Analisa Nira yang dilakukan yaitu selain nira hasil rol mill giling , juga ada nira mentah , nira encer, nira tapis  (hasil filter press) dan nira kental. Analisa nira dilakukan setiap satu jam sekali dengan penetapan harga brix dan pol untuk menentukan derajat kemurnian dan harkat kemurnian (HK), %brix, dan % Pol.

5.   Ampas/ baggase dianalisa untuk mengetahui %pol dengan standar maks 4, zat kering/kadar air maks 49 %

6.   Hasil Pemerahan Brix Total merupakan nilai hasil pemerahan brix seluruh stasiun gilingan dengan standar 85. Nilai hasil bagi pemerahan brix pertama (HPB I) menunjukkan jumlah brix yang diperah dengan NPP tiap 100 brix yang terdapat dalam tebu, angka standar 56

7.   Standar mutu untuk Perbandingan Setara Hasilbagi Kemurnian (PSHK) yang berhubungan dengan penilaian kehilangan-kehilangan akibat penguraian-penguraian di stasiun giingan. PSHK merupakan suatu perbandigan untuk nira mentah yang didapatkan dari rumus rendemen yang dikembangkan oleh HORMES. Angka standar adalah 96

8.   Angka standar diatas dapat memperoleh efisiensi giling yang standar yaitu 88-95

9.   Air imbibisi yang digunakan untuk membantu proses giling terutama gilingan III, yang digunakan dengan suhu 700C, 15%

10. Nilai standar yang ideal dalam perolehan nira mentah % tebu adalah 80%.

 

Pengawasan Mutu Proses Pemurnian

Tujuan utama dari proses pemurnian adalah membuang sebanyak-banyaknya zat bukan gula dan mengusahakan agar rusaknya gula dan gula reduksi yang terjadi sekecil-kecilnya. Untuk mencapai hal itu, yang perlu dikendalikan adalah pH, suhu dan lama waktu yang tepat. Analisa mutu yang dilakukan adalah :

1.   Nira encer, untuk mendapatkan contoh rata-rata yang baik digunakan sebuah kran penyadap pada pipa ke pan evaporator. Nira encer harus diketahui untuk dipakai pada pengawasan bahan bakar. Standar untuk nira encer : %Brix minim 16, %pol minim 12. Kenaikan HK hasilnya adalah selisih antara nira mentah dan nira encer 0,5-1,0. pH 6,8-7,2, kadar kapur 1.200 dan turbidity 180-200.

2.  

Pada proses pemurnian diawali dengan proses defekasi yaitu penambahan susu kapur ke dalam nira untuk mengatur pH nira. Proses mengalirkan nira mentah ke defecator melalui juice heater 1 pada suhu 85-90. Mutu hasil proses yang dikontrol adalah pH nira 6,8-7,2. Apabila sudah sesuai maka nira encer dialirkan melalui Juice heater II dengan suhu 102-105.

3.   Blotong merupakan hasil proses filter press selain nira tapis. Standar blotong yang idela adalah maks %pol 4, zat kering maks 40. Berat jenis nira kotor 1,05

 

Pengawasan Mutu Proses Evaporasi

Pengawasan proses mutu  yang dilakukan yaitu pengawasan embun dan gas, pengawasan kebersihan evaporator, pengendalian ketinggian nira dalam bahan dan pengawasan nira kental hasil penguapan. Standar mutu %brix minim 58, %pol minim 53, sehingga HK minim 82. pH yang diharapkan lebih besar dari 6,5, derajat boueme 29-30. Suhu uap bekas 115-1180C dengan tekanan uap bekas 0,7-0,9. Standar vacuum pada badan akhir 63-65.

 

Pengawasan Mutu Proses Kristalisasi

Proses kristalisasi dilakukan dalam bejana hampa (vacuum pan), operator mengikuti kenaikan kadar padatan dengan jalan mengambil contoh secara periodic setiap setengah jam dan menegangkan kedua jarinya, bila stroop itu pada peregangan dapat mencapai panjang 1 cm tanpa putus maka tahapan masakan ini diakhiri. Standar angka yang diharapkan vacuum uap nira 63-65 dengan suhu uap nira lebih kecil dari 600C, tekanan uap bekas tromol 1-1,2, suhu uap bekas inlet 120-125. %brix masakan turun adalah 90-94. Dosis pemberian surfactant (TSL 314) sebesar 1750 cc, dosis soda kue 1250 cc, dosis pemberian enzim SR 60 S/SR 100 S 500 cc dan dosis NAtrium bisulfit 2500 ml.

 

Pengawasan Mutu Finishing

Stasiun finishing merupakan stasiun akhir dari seluruh proses pembuatan gula. Oleh karena itu, perlu dilakukan control yang ketat terhadap produk yang dihasilkan. Dimana setiap kesalahan proses yang tidak diketahui akan menyebabkan kerusakan mutu gula merah. Pengawasan mutu gula produk dengan cara analisa gula produk dilakukan untuk mengetahui besarnya HK yang dihasilkan, dengan menghitung terlebih dahulu % Brix dan % Pol. Analisa gula produk dilakukan sebanyak 1 kali dalam sehari.



Salam Gumer


Yosh Malli Ngara

Komentar

Postingan populer dari blog ini